Rabu, 11 Februari 2015













SEJARAH KELUARGA BESAR LIMBANGAN
SEJARAH KELUARGA BESAR LIMBANGAN
oleh Achmad Djubaedi pada 8 Maret 2011 pukul 19:21 ·
Oleh: Achmad Djubaedi
 
A. SUNAN RUMENGGONG   
            Berdasarkan Sejarah Limbangan, bahwa Sejarah Keluarga Besar Limbangan ( Garut ) dimulai sejak keberadaan Kerajaan Rumenggong atau Keprabuan Kerta Rahayu, yang rajanya bernama Prabu Rakean Layaran Wangi atau Prabu Jayakusumah.
Bila dikaitkan dengan nama Limbangan, Sejarah Keluarga Besar Limbangan ( Garut ) dimulai sejak Keprabuan Galeuh Pakuan ( pecahan dari Kerajaan/ Keprabuan  Rumenggong ) yang dirubah namanya, menjadi Kabupaten Limbangan oleh Adipati Limansenjaya atau Prabu Wjayakusumah atas perintah  Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati  di Cirebon pada tahun 1525 M.
Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, bahwa Sunan  Rumenggong adalah masih keturunan Prabu Jaya Dewata ( Prabu Siliwangi ) dari Nyi Putri Inten Dewata  ( putra Dalem Pasehan Timbanganten ) dan masih saudara dari Sunan Ranggalawe ( Ratu Timbanganten ).
            Sunan Rumenggong mempunyai 3 putra,  yaitu :
1. Prabu Mundingwangi  atau Sunan Cisorok  
2. Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut Kasih Lh. + 1470 
3. Dalem emas (  dari isteri keduanya ).
Nyi Putri Buniwangi atau Nyi Putri Rambut Kasih menikah dengan Prabu Layakusumah putra Sri Baduga Maharaja dari Ratu Anten. Prabu Layakusumah adalah raja  di Keprabuan Pakuan Raharja ( Cicurug Sukabumi ) sebagai vazal Kerajaan Pakuan Pajajaran ( Bogor ).  
            Pada sebagian rundayan silsilah Limbangan, Nyi Rambut Kasih  sering dirancukan dengan Nyi Ambet Kasih putra Ki Gedeng Sindangkasih ( Cirebon ). Nyi Ambet Kasih adalah isteri dan saudara sepupu dari Prabu Jaya Dewata, yang saat itu masih bernama Raden Pamanahrasa  putra Prabu Dewa Niskala. Prabu Dewa Niskala saat itu masih sebagai putra mahkota Kerajaan Sunda Galuh, yang rajanya adalah Maharaja Linggawastu Kancana ( 1371 – 1475 M )  yang berkedudukan di Kawali ( Ciamis ).
Di daerah Sindangkasih Majalengka, adapula seorang putri yang menjadi Ratu Sindangkasih benama Nyi Putri Rambut Kasih ( petilasannya “Pasir Lenggik “di daerah Sindangkasih Majalengka ). Menurut sesepuh di daerah Sindangkasih ( Majalengka ), dia itu  adalah putra Prabu Jaya Dewata, yang ketika  agama Islam mulai memasuki daerah Majalengka , dia menolak untuk menganut agama  Islam. Ratu Sindangkasih bagi masyarakat  di Majalengka, terkenal dalam cerita  legenda  “ Majalengka “.
Menurut riwayat lain, disebutkan bahwa   bahwa Sunan Rumenggong dari isteri pertama tidak mempunyai putra, tetapi memelihara Putri Ambetkasih/Nyi Putri Buniwangi putra Sunan Patinggi Buniwangi.
Dari isteri keduanya Sunan Rumenggong dikaruniai 6 orang putra,yaitu
1.    Dalem Mangunharja ( Sunan Galunggung )
1.1.Dalem Singaharja
                       1.1.1. Nagaparana
2.    Dalem Manggunrembung/Prabu Mundingwangi ( Sunan Cisorok )
3.    Dalem Mangunreksa ( Sunan Manglayang )
4.    Dalem Manguntaruna ( Purbalingga Jawa Tengah )
5.    Dalem Emas ( Sunan Bunikasih )
6.    Dalem Mangunkusumah ( Lemah putih Depok )
Menurut riwayat, bahwa pada + tahun 1600 M  Nagaparana pernah mengadakan pemberontakan, yang menyebabkan tewasnya Tumenggung Wangsanagara  (Sunan Kareseda ) putra Prabu Wijayakusumah ( Sunan Cipancar ) di suatu tempat yang sekarang disebut  Ragahiyang di Gunung Sadakeling. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Dalem Santowaan cucu Prabu Mundingwangi ( Dalem Cibolerang Wanaraja ).
Setelah wafat Sunan Rumenggong dimakamkan di Kampung Poronggol ( sekarang termasuk Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan ). Sedangkan saudaranya, Sunan Patinggi makamnya ada di Kampung Nangkujajar Limbangan.
B. PRABU MUNDINGWANGI  
            Nama beliau pun  sering dirancukan dengan Prabu Mundingwangi atau Prabu Munding Surya Ageung ( Raja Maja ) putra Prabu Jaya Dewata,  saudaranya Ratu Sindangkasih, sebagaimana telah disebutkan di atas.
            Kembali kepada Prabu Mundingwangi putra Sunan Rumenggong, bahwa beliau menggantikan ayahnya menjadi Prabu di Keprabuan Rumenggong atau Kerta Rahayu.  Menurut Rd. Soemarna, ada kemungkinan  beliau  memindahkan  pusat pemerintahannya dari Kertarahayu ke Dayeuhmanggung (Desa Selaawi ) dan menikahi putri Sunan Dayeuhmanggung saudaranya Sunan Gordah dan mempunyai putra :
·         Prabu Salalangu Layakusumah
Setelah wafat Prabu Mundingwangi dimakamkan di daerah Cisorok – Selaawi dan terkenal dengan sebutan  Sunan Cisorok. Kerajaan Rumenggong dilanjutkan oleh Prabu Salalangu Layakusumah.
C. PRABU SALALANGU LAYAKUSUMAH   Lh. + 1485 M
            Sepeninggal Prabu Mundingwangi ( Sunan Cisorok ), Keprabuan Kerta Rahayu  dilanjutkan oleh putranya , yaitu Prabu Salalangu Layakusumah.
            Menurut  Silsilah menak-menak Limbangan, beliau adalah kakek dari garis ibu Prabu Wijayakusumah atau Sunan Cipancar.
            Setelah Prabu Salalangu Layakusumah wafat diganti oleh putranya Dalem Santowaan atau disebut juga  Santowaan Nusakerta.
D. DALEM  SANTOWAAN  Lh.  + 1505 M
            Dalem Santowaan menggantikan Prabu Salalangu  Layakusumah, tetapi tidak di Keprabuan Kerta Rahayu, karena wilayah Keprabuan Kerta Rahayu telah dibagi tiga wilayah, yaitu Kaprabuan Galeuh Pakuan, Kaprabuan Sudalarang dan Kadaleman Cibolerang Wanaraja.  
Kaprabuan Galeuh Pakuan, dipimpin oleh Dalem Adipati Limansenjaya atau Prabu Wijayakusumah ( Sunan Cipancar ), yang menggantikan ayahnya Prabu Hande Limansenjaya. Wilayahnya meliputi yang sekarang termasuk Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Leuwigoong, Selaawi, Malangbong, Karangtengah, Cibatu , Wanaraja dan Karangpawitan.
Kaprabuan Sudalarang, dipimpin oleh Dalem Singadipati I, yang menggantikan ayahnya Prabu Wastu Dewa. Wilayahnya meliputi yang sekarang termasuk Kecamatan Sukawening dan Karangtengah Kab. Garut.
Dan Dalem  Santowaan memimpin Kadaleman Cibolerang Wanaraja. Pusat Kadalemannya, adalah di suatu tempat antara Cibolerang dan Bojongsari ( arah sebelah Barat Daya Kp.Cinunuk Hilir Wanaraja ). Wilayah Kadaleman Cibolerang meliputi yang sekarang termasuk  wilayah Cipicung (Banyuresmi), Cinunuk ( Wanaraja ), Cimurah, Calingcing dan Suci Karangpawitan.
  Ada kemungkinan makam yang berada disana, adalah makam Dalem Santowaan dan isterinya.  Makam tersebut sampai sekarang tidak  ada yang memelihara atau mengurusnya.
 Menurut Sajarah Limbangan, Dalem  Santowaan mempunyai 5 orang putra, yaitu :
1 ).  Dalem Nayawangsa
2 ).  Dalem Wangsareja
3 ).  Kyai Gede Papandak ( Distrik Wanaraja )
4 ).  Kyai Gede Dadap Cangkring ( Distrik Wanaraja )
5 ).  Kyai Nawu
 D.1. DALEM NAYAWANGSA 
            Dalem Nayawangsa adalah Dalem di daerah Cipacing Wanakerta, yang sekarang termasuk wilayah Kec. Cibatu Kab. Garut.
            Dalem Nayawangsa diangkat   sebagai Bupati Limbangan yang pertama  ( 1660 – 1678 M ) oleh Pangeran Rangga Gempol III Bupati Sumedang ( 1656 – 1705 ). Setelah wafat pada pada tahun 1678 M, beliau digantikan oleh Dalem Mertasinga (1678 – 1726 ) putra Dalem Adipati Rangga Megatsari.
            Kabupaten Limbangan, oleh karena saat itu  penduduknya hanya 200 keluarga, maka berdasarkan Keputusan VOC tanggal 15 Nopember 1684 statusnya menjadi Distrik ( Kawadanaan ) Kabupaten Sumedang. Pada tahun 1705 statusnya dikembalikan menjadi Kabupaten di bawah Kesultanan Cirebon.
Dalem Nayawangsa menikah dengan Ny Rd. Ayu  Kuningan putra Dalem Sanggadipati II ( Ragadiyem ) cucu Prabu Wastu Dewa ( Keprabuan Sudalarang ).
            Dalem Nayawangsa mempunyai dua orang putra, yaitu ;
   1.  Dalem Kudawarsa
        Dalem  Kudawarsa menikah dengan saudara sepupunya Nyi Tanurang Manik  menurunkan 2 orang putra,  yaitu :
       1 ). Dalem Wangsadita I ( Rangga Limbangan )
                     Dalem Wangsadita I menggantikan Dalem Mertasinga, sebagai Bupati Limbangan 3 (1726 -1740 M ). Beliaulah yang menurunkan para Bupati Limbangan, Sumedang dan  seuweu siwinya.  Seuweu siwinya akan dijelaskan di belakang.
      2 ). Rd. Candrakusumah.
           Rd. Candrakusumah riwayatnya belum dketemukan, tetapi dalam Sajarah Menak - menak Limbangan, beliau menurunkan  putra, cucu dan seterusnya sampai Rd.Padmareja ( Camat Leuwidadap  Kab. Bandung ). Seuweu siwi Rd.Padmareja  tidak diketahui.
 2. Dalem Wangsadireja.
     Dari cucunya Rd. Abubakar  putra  Rd.Muh.Rajak, menurunkan cicit/buyut, yaitu :
     1 ). Kyai Rd. Ali Mujaham
     2 ). Kyai  Rd.Ali Mujahim
     3 ). Kyai Rd. Muh. Arif
     4 ). Kyai Rd.Arsi
                     Tidak ada data riwayat dan rundayan seuweu swinya.
D.2. DALEM WANGSARAJA  Lh.  + 1525 M
            Dalem Wangsaraja adalah putra Dalem Santowaan, yang menurut Sajarah Limbangan menjadi Dalem Banjaran ( Wanaraja ). Beliau adalah menantu dari Adipati Suriakusumah Rangga Megatsari ( cicit dari Sunan Cipancar ), karena menikah dengan putranya yang bernama Nyi Rd. Tanurang Rucitawangi.
            Ketika Rangga Megatsari wafat ( 1650 M ), yang menggantikannya sebagai Bupati Limbangan adalah putranya Dalem Wangsakusumah I. Karena putra Dalem Wangsakusumah, yaitu Rd. Bedangga Kusumah masih kecil,maka  atas perintah Sultan Mataram   Dalem Wangsareja menggantikannya sebagai Bupati Limbangan.
            Dari perkawinannya dengan Nyi Rd. Tanurang Rucitawangi, Dalem Wangsaraja dikaruniai dua orang putra, yaitu :
1. Nyi Rd. Tanurang Manik  
            Nyi Tanurangmanik menjadi isteri dari Dalem Kudawarsa putra Dalem Nayawangsa, yang selanjutnya melahirkan 2  orang putra sebagaimana tela disebutkan di atas.
2. Rd. Rajasuta.
Rd. Rajasuta menjadi menantu Sunan Tangkil yang menjadi  Demang Timbanganten.
Dari Nyi Rd. Ajeng Karaton putra Sunan Tangkil, Rd. Rajasuta mempunyai  2 orang putra, yaitu :
            1. Dalem Rajadiwangsa.
            2. Rd. Taruna  ( Cikukuk ).
     Putra Dalem Rajadiwangsa, yaitu Rd. Arsadinata I ( Patih Limbangan) menikah dengan Nyi Rd. Purba Sepuh ( Leuwibolang ) putra Dalem Wangsadita I ( Bupati Limbangan 3, 1726 - 1740 M ), menurunkan 4 orang putra, yaitu  :
   1 ) . Rd. Rajadinata I  ( Wedana Cileuleuy )
   2 ). Rd. Natadireja
   3 ). Rd. Arsadinata II
   4 ). Nyi Rd. Natijah
 
1. Rd. Rajadinata I ( Wedana Cileuleuy  )
   Salah seorang putra Rd. Rajadinata I, yatu :
·         Nyi Rd. Umu Kulsum
Belau adalah istri dari  Kyai Rd. Moh. Soleh ( Penghulu Malangbong ) putra Rd.Mas Nur Hasan, cucu Rd. Surayuda ( Wedana Malangbong ). Rundayannya akan dijelaskan pada Bagian 4.
2. Rd.Natadireja.
   Rd. Natadireja menikah dengan Ny Rd. Natamantri putra Nyi Rd Kambang cucu Dalem Wangsadita II ( Bupati Limbangan 4).
Putra Rd. Natadreja, diantaranya yaitu  :
1). Nyi Rd. Siti Maliki
 Beliau adalah  menantu Rd. Sutabangsa yang nantinya menurunkan tokoh-tokoh terkenal Cibiuk dan Limbangan :
( 1 ). Kyai Rd. Jafar Sidik
( 2 ). Kyai Rd.Fakih Ibrahim
Riwayat dan rundayannya akan dijelaskan pada Bagian 6.
2). Rd. Arsadireja
      Rd. Arsadireja menikah dengan putra Rd. Wangsayuda   ( cicit Dalem Jiwanagara I  ( Cinunuk Wanaraja ) putra Tg. Wijayakusumah ( Dalem Sukadanuh ) dan dikarunia seorang putra, yaitu :
·         Nyi Rd. Mariyah
      Nyi Rd. Mariyah selanjutnya menikah dengan Patih Limbangan yang bernama Rd. Rangga Suriadikusumah putra Rd. Suriadiningrat ( keturunan Dalem Cikundul Cianjur dan Panjalu ).  Menurut silsilah,  Rd. Rangga Suriadikusumah  putra Rd. Suriadiningrat adalah saudara sepupu Dalem Adiwijaya I  ( Bupati Limbangan Garut 1813 – 1833 M )  putra Pangeran Kornel  (Bupati Sumedang. 1791 – 1828 M ).
Ny. Rd. St. Mariyah putra Rd. Arsadireja dari Rd. Rg. Suriadikusumah dikarunia seorang putra, yaitu : Rd. H. Muhammad Musa .  

Rd. H. Muhammad Musa adalah Penghulu Limbangan atau terkenal dengan sebutan Penghulu Bintang Garut. Riwayat dan rundayannya akan dijelaskan di belakang.
3.  Rd. Arsadinata.
Rd. Arsadinata II menurunkan  putra Rd. Sutamanggala ( Penghulu Malangbong ). Ny. Rd. Komala putra Rd. Sutamanggala adalah isteri Rd. Surayuda (  Wedana Malangbong 1809 M ) dan mempunyai 2 orang putra, yaitu :
1 ). Rd.Wirayuda
2 ). Ny.Rd.Nata Karaton
      Dari suaminya  ( ? ) beliau melahirkan putra :
·         KH Rd. Abdul Kohar
            Sesepuh PP Cipining Cibunar Malangbong.
Riwayat dan rundayan Rd. Surayuda akan dijelaskan  di belakang.
4. Ny.Rd.Natijah
Adapun Nyi Rd.Natijah menjadi isteri Kyai Rd. Jaiyyah, cucunya Rd.Jafar Sidik dari putranya Nyi Rd. Ayu Fatimah. Menurut riwayat dari sesepuh di Malangbong dan Limbangan, bahwa salah seorang putra Kyai Rd. Jaiyyah adalah :
·         Embah Kair
Atas ijin dari ayahnya, beliau pergi mengembara ke daerah Cimande Bogor dan pernah mengabdikan diri kepada Dalem Wiratanudatar VI ( Bupati Cianjur ). Diriwayatkan bahwa beliau dan istrinya adalah pencipta “ jurus Cimande “, yang terkenal di dunia persilatan tatar Sunda.
D.3. KYAI PANDE GEDE  PAPANDAK  
            Daerah Papandak letaknya di sebelah Timur Laut dari kota Kecamatan Wanaraja sekarang ( lebih kurang 4 km ). Sekarang termasuk wilayah Desa Sukamenak  Kec. Wanaraja Kab. Garut.
Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, Kyai Pande Gede Papandak mempunyai seorang putra yang bernama :
·         Dalem Wangsayuda
      Dalem Wangsayuda adalah Sekretaris Keraton Mataram ( asal Cilegong Papandak ).
     Dalem Wangsayuda dikaruniai 5  orang putra, yaitu :
            1. Rd. Patrawangsa
            2. Rd. Partadiriya
            3. Rd. Paranajibja al Ilyas
            4. Rd.Natawiria
            5. Rd. Wra Sasatero
Seuweu siwinya dapat dilihat pada Buku Silsilah Rundayan Sunan Rumenggong dan Sunan Cipancar  Bagian 2.
D.4. KYAI PANDE GEDE DADAP CANGKRING.
            Mengenai riwayat dan data Silsilah Rundayannya tidak diketahui.
D.5. KYAI NAWU
Adapun putra bungsu Dalem Santowaan, yaitu Kyai Rd. Nawawi. Menurut riwayat, karena beliau ahli dalam bidang llmu Nahwu  ( cabang ilmu tata bahasa Arab ), maka beliau terkenal dengan sebutan Kyai Rd.Nawu.
Kyai Rd. Nawu  tinggal dan menetap di daerah Cibeureum Wanaraja, yang sekarang termasuk wilayah Kec. Pangatikan Kab. Garut.
Kyai Rd.Nawawi ( Kyai Rd.Nawu ) mempunyai putra yang bernama  :
·         Kyai Lembang ( Syekh Abdul Jabar )
Beliau adalah Kyai di daerah  Cikukuk Leles ( sekarang termasuk wilayah Kec. Leuwigoong ).
Makam Kyai Lembang (  Syekh Abdul Jabar )  satu kompleks  dengan makam cucunya, yaitu  Kyai Rd. Jafar Sidik, berada di sebuah bukit Gunung Haruman di Desa Cipareuan Kec. Cibiuk Kab. Garut.
Kyai Lembang atau Syekh Abdul Jabar mempunyai beberapa orang putra, diantaranya :
I. Kyai Rd. Ketib  
Beliau adalah seorang Kyai di daerah Ciceuri  ( sekarang temasuk Kec. Kersamanah Kab. Garut ).
Makam Kyai Rd. Ketib putra Kyai Lembang berada di sebelah Selatan pemakaman Astana Gede di Kampung Pasir Astana Desa Pasirwaru Kec. Limbangan. 
Karena Kyai Rd. Ketib memegang jabatan Khotib pertama di Limbangan, maka selanjutnya beliau pindah dari daerah Ciceuri Malangbong (sekarang termasuk wilayah Kec.Kersamanah Kab. Garut ) ke Limbangan dan seterusnya tinggal dan menetap di Limbangan.
Kyai Rd.Ketib  dkaruniai 7 orang putra,diantaranya :
1. Nyimas Ayu Subah
    Nyimas Ayu Syu’bah menikah dengan Kyai Rd.Mas’ud putra Rd. Arsawiguna ( Patih Limbangan ) dan melahirkan 5 orang putra, diantaranya yaitu  :
 1 ). Kyai Rd. Jafar Sidik 
 2 ).Kyai Rd. Fakih Ibrahim.
 Kedua putra Kyai Rd. Mas’ud dengan Nyimas Ayu Syu’bah ini akan djelaskan pada  Bagian 4.
2.  Kyai Musta’mil
Berputra  satu, yaitu :
·         Nyi Rd. Ajeng Kawibun
Menikah dengan saudara sepupunya, yaitu  Kyai Rd. Jafar Shidik putra Kyai Rd.Mas’ud.
3.  Kyai Mas Panengah
Berputra beberapa orang,diantaranya :
·         Ny. Rd.Pangulu Cicadas
      Menikah dengan saudara sepupunya, yaitu Kyai Rd.Fakih Ibrahim putra Kyai Rd.Mas’ud.
II.   Kyai Rd. Sulaeman ( Banyumas )
 Dua diantara beberapa putranya, yaitu :
- Kyai Mas Winata   
- Kya Abdullah
F. PRABU WASTU DEWA
Prabu Layakusumah dari perkawinannya dengan Nyi Putri Buniwangi mempunyai putra kembar, yang sulung namanya Prabu Wastu Dewa ( sebagai Prabu di Keprabuan Dayeuh Luhur wilayah Cibiuk sekarang ) dan Prabu Hande Limansenjaya Kusumah ( sebagai Prabu di Keprabuan Galeuh Pakuan wilayah Limbangan Sekarang ). Selanjutnya Prabu Wastu Dewa menjadi Prabu di Keprabuan Sudalarang  ( daerahnya meliputi yang sekarang termasuk Kecamatan Sukawening dan Karangtengah ).
Prabu Wastu Dewa mempunyai putra Rd. Singadipati I  di Cinta, dan mempunyai 6 orang putra, yaitu :
1 ). Dalem Mangkubumi ( Wanakerta)
2 ). Dalem Wangsapati (Cinta )
3 ). Dalem Kertawangsa
4 ). Dalem Jaksa ( Ragadiyem )
       Cucunya adalah Ny. Rd.Minur yang menikah dengan Dalem Mertasinga putra Adipati Ranggamegatsari ( Bupati Limbangan 2 1678 – 1726 M ).
5 ). Dalem Lurah ( Ragadiyem )
6 ). Dalem Singadipati II ( Cinta )
       Sepeninggal ayahnya, Keprabuan Sudalarang dilanjutkan oleh Dalem Singadipati II ( masuk  Islam tahun 1525 M ). Putranya  adalah Ny.Rd.Ayu Kuningan yang menikah dengan  Dalem Nayawangsa putra Dalem Santowaan ( Bupati Limbangan 1 1650 – 1678 M ).
Setelah Dalem Singadipati II ( Prabu Sangga Adipati II  ) putra Rd. Singadipati I, Keprabuan Sudalarang dilanjutkan oleh Dalem Cakrajaya.
Sampai sekarang penyusun belum menemukan Buku Standar Silsilah Rundayan dari Prabu Wastu Dewa ( Sudalarang ).
Menurut Rd. Sobarnas, salah seorang cucu Dalem Singadipati II yang bernama Nyimas Ayu menikah dengan Pangeran Sacakusumah putra Mas Jolang atau Pangeran Seda ing Krapyak ( Sultan Mataram 1601 – 1613 M ). (Rd. Sobarnas : 26 ).
Ada kemungkinan  Rd. Wirantadijaya ( Lurah Desa Cinta Kec. Nangkapait Kab. Garut ), ayah Rd. Muh. Sanusi Harjadinata, Gubernur Jawa Barat tahun 1952 – 1857 adalah keturunan dari Ragadiyem.
H. PRABU HANDE LIMANSENJAYA
            Sajarah Limbangan meriwayatkan, bahwa beliau adalah saudara kembar dari Prabu Wastu Dewa. Beliau adalah sebagai penguasa di Keprabuan Galeuh Pakuan. Keraton Galeuh Pakuan berada di daerah Pasirhuut berdekatan dengan  Sungai Cipancar yang bemuara ke Sungai Cimanuk.  
            Sesepuh Pondok Pesantren Wates Bapak KH Rd. Aten Muhyiddin telah menceritakan kepada penyusun, bahwa ayah beliau ( KH Rd. U. Muhyiddn ) dan leluhurnya pernah mengunjungi daerah bekas Kerajaan Galeuh Pakuan tersebut.
            Kang Aan Merdeka Permana dalam Majalah Ujung Galuh menjelaskan, bahwa Pasirhuut  adalah “ lembur nu pinuh ku lalangse “  ( Kampung yang penuh dengan kabut misteri ), sebab ada dugaan bahwa di bawah tanah daerah Pasirhuut  tersimpan kekayaan  peninggalan keraton Galeuh Pakuan.
Menurut berita catatan tradisional, bahwa Mahkota Binokasih Sanghiyang Pake ( Mahkota Raja yang dibuat Bunisora dan dipakai oleh Raja-raja Galuh / Sunda dan Pajajaran, mulai dari Prabu Wastukancana ( 1371-1475) sampai Prabu Ragamulya / Suryakancana/ Prabu Siliwangi terakhir  (1567- 1579 M ), yang seharusnya dibawa ke Prabu Geusan Ulun di Sumedang larang atas perintah Prabu Siliwang, oleh Jayaperkosa disembunyikan di salah satu gua tidak  jauh dari keraton Galeuh Pakuan di daerah Pasirhuut Limbangan.
Tetapi versi lain menyebutkan, bahwa berdasarkan ucapan Prabu Wijayakusumah ( Sunan Cipancar Limbangan ), mahkuta Binokasih disembunyikannya agak jauh dari Pasirhuut, yaitu di sebelah Barat makam Prabu Wijayakusumah  atau Sunan Cipancar di  Limbangan  ( Pasir Astana Desa Pasirwaru Limbangan – Peny. ) ( Ujung Galuh 7 : 9 ). Wallohu’alam.
Menurut Kang Deddy Effendie  ( Wakil Ketua Masyarakat Pariwisata Kab. Garut ) yang diceritakan  kepada penulis beberapa waktu yang lalu,  bahwa di daerah Pasirhuut  bekas Keraton Galeuh Pakuan - Limbangan banyak kekayaan Galih Pakuan yang masih ada sampai dengan sekarang, dan disimpan oleh masyarakat yang mencintai sejarah kuno.   
Prabu Hande Limansenjaya, kemungkinan karena sudah sepuh atau tidak mau berselisih dengan putranya sendiri ( yang sudah memeluk agama Islam ), akhirnya beliau meninggalkan keraton Galeuh Pakuan di Pasirhuut dan kemudian menuju ke daerah Wanaraja.
Beliau beserta pengikutnya membuka hutan di daerah  Wanaraja dan dijadikannya pemukiman, yang disebut Panyeredan ( berdekatan dengan  kampung Tajur Kidul dan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sucinaraja Kab. Garut – Pen. ).
Benda Cagar Budaya sebagai peninggalan  Prabu Hande Limansenjaya, diantaranya batu bekas bertapa dan tanda kebesarannya seperti lingga dan alas duduk , masih ada di Pasir Sanghiyang di kaki bukit gunung Galunggung antara Kampung Tajur dan Cigadog (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Sucinaraja Kab. Garut ).
Beberapa waktu yang lalu, penulis sempat datang ke Kampung Galeuh Pakuan Limbangan ( tepi Sungai Cipancar ).  Penulis diantar oleh Bapak Nukri untuk melihat Batu Pangcalikan di tepi Sungai Cipancar. Menurut Bapak Nukri, bahwa Batu Pangcalikan tersebut adalah tempat beristirahat  Prabu Limansejaya setelah  bersuci di Sungai Cipancar. Jarak Batu Pangcalikan tersebut dari Sungai Cipancar kurang lebih 5 m dan batu pangcalikan ( yang tersusun seperti sebuah kursi ) bersandar kepada dinding pematang sawah di atasnya.
Bapak Nukri menceritakan kepada penulis, bahwa beberapa puluh tahun yang lalu ( pada jaman pemerintahan Presiden Suharto ) ada sebuah batu yang berbentuk gentong dibawa ke Jakarta dan sekarang batu tersebut digunakan prasasti Gedung PGRI Pusat Jakarta.
Sepeninggal Prabu Hande Limansenjaya, Keprabuan Galeuh Pakuan diwariskan kepada putranya, yaitu Adipati Limansenjaya atau Prabu Wikayakusumah yang setelah wafat terkenal dengan sebutan Sunan Cipancar.
            Seuweu swinya akan dijelaskan pada Bagian 2.
I. DALEM EMAS
Dalem Emas atau Sunan Bunikasih rundayan silsilahnya akan sampai kepada Kyai Rd. Moh. Ashim ( Parakanmuncang ).  ( Lihat Bagian 2 Buku Silsilah Rundayan Sunan Rumenggong ).
            Menurut sesepuh Kp. Serang Cibiuk, Kyai Rd. Moh. Ashim setelah berguru kepada Kyai Syek Jafar Sidik ( pada abad 18 M ) tidak pulang ke Parakanmuncang,  tetapi terus menetap di Cibiuk  dan menikah dengan  Nyi Rd. Ajeng Kabumen putra Kyai Rd. Zakaria.
Menurut riwayat, bahwa Kyai Rd.Zakaria adalah putra  Embah Dangdeur Cikawao ( Embah Nurmadin putra Maulana Abdullah keturunan Maulana Hasanudin Banten ). Kyai Rd. Zakaria menikah pula dengan Nyi Rd. Nalebah cucu Dalem Tegaljati Pasir Uncal, yaitu Dalem Wiraha putra Dalem Wirayuda (Dalem Cipicung ) ( cucu Tmg. Wangsanagara / Sunan Kareseda ).
Dari Nyi Rd. Ajeng Kabumen putra Kyai Rd. Zakaria,  Kyai Rd. Moh. Ashim  menurunkan beberapa  orang putra, diantaranya  :
I. NY. RD. ST. KURSIYAH  ( Eyang Kunci )
            Beliau dahulu tinggal di Cibuntu Cibiuk. Putra-putranya, yaitu :
            1. Rd.Muh.Saleh
                Ayah Rd.Idik ( Pasir Kulit Cibiuk )
            2. Ny. Rd. St. Qoribah
Ny. Rd. St. Qoribah menikah dengan saudara sepupunya, yaitu Kyai Rd. Nur Muhammad putra Ny. Rd.Idah/ Rd. Sinureja. Seuweu siwinya akan dijelaskan di belakang.
II. EYANG DEMAS
            Beliau tinggal di Cibiuk. Putra-putranya diantaranya :
            1. Rd. H. Abdul Manan
                Ayah dari Rd. H.Ino, Rd.H. Amin dll
            2. Kyai Ahmad Majalli ( Majalaya )
III. NY. RD.IDAH
Ny. Rd. Idah adalah menantu Rd. Sinureja ( keturunan Dalem Wirabangsa Cikelepu Limbangan ). Dari Rd.Wargadireja putra Rd. Sinureja, Ny. Rd. Idah melahirkan 2 orang putra, yaitu :
1. Kyai Rd. Nur Muhammad
2. Rd. Ali Hanafiah.
Seuweu siwinya akan dijelaskan di belakang.
IV. RD. MOH. YUSUF
Rd. Moh. Yusuf putra Kyai Rd. Moh. Ashim mempunyai tiga putra, yaitu :
a. Kyai Rd. Muh. Bunyamin.
Rd. Muh. Bunyamin menikah dengan putra sulung Kyai Rd. Nur Muhammad, yaitu Nyi Rd.Murtijiyah  dan melahirkan seorang putra, yaitu :
·         Kyai Rd. Romli ( Mama Ciloa Limbangan ).
Rd. Moh. Romli dari Ny. Rd. St. Fatimah, dikarunai 8 orang putra, diantaranya :
1.  Rd. Ahmad Kosasih
          Putranya adalah :
          1). Rd. Cecep Yusuf
          2). Rd. Aceng Romli
2. Rd. Zenal  Muttaqin
         Mempunyai 7 orang putra, diantaranya  :
          (1). Rd. Ahmad Nahrowi
          (2). Rd. Hasanudin
          (3). Rd. Husenudin
 3. Rd. Abed Zenal Abidin
            Mempunyai 7 orang putra, diantaranya :
          1). Rd. Muhyiddin
            Menurut KH Rd. Ibrahim Iskandar ( PP Burujul Limbangan ), Rd.Muhyiddin adalah penyusun buku “ Wawacan Nur Muhammad Cikekepu “ dan sekarang aktif di DKM Mesjid Agung Bandung.
          2). Rd. Ombi Romli
4. Ny. Rd. Baitul Fatmawati
            Beliau dikaruniai 2 orang putra, yaitu  :
            1).   Aceng Holil Aonillah
      Beliau adalah sesepuh PP Ciloa Limbangan. Salah  seorang menantunya ( KH Rd. Agus Soleh ) sekarang memimpin PP Ciloa Limbangan.
2). Ny. Rd. Ai Toto St.Rohmah
        Isteri  KH Rd. E. Muhyiddin  putra    KH Rd. Tajudin (  PP Pulosari LImbangan ).
5. Rd.Ashim
         Rd. Muh. Ashim terkenal pula dengan sebutan Kyai Ene. Beliau adalah menantu KH Rd.Moh. Sayuti ( Mama Cibunar ), dan dikarunai 3 orang putra, yaitu :
        1). KH Rd. Ibrahim Iskandar  ( Cep Ii )
 Sekarang ( 2009 ) beliau sebagai sesepuh PP Burujul    Limbangan. Salah seorang putranya ( Ny. Rd.Eva Syarifah ) menjadi isteri dari Ceng Mustopa putra KH Amin Suhrowardi ( PP Assyatibiyah Tanjungpura hilir Kr.Pawitan – Bani Nuryayi ).
       2). KH Rd. Toto ( CepToto )
            Sesepuh PP Sukamantri Sukabumi.
       3). KH Rd.Didi ( Soreang Bandung )
b. Kyai Rd. Munaji
          ( ayah Rd.H. Ali Limbangan )

c. Nyimas Halimah
            Nyimas Halimah adalah isteri KH Rd. Abdul Fatah putra KH Rd. Aonillah ( Mama Serang Cibiuk ). Seuweu siwinya akan djelaskan di bawah.
V. KYAI RD.MOH. AONILLAH ( Mama Serang Cibiuk ).
            Kyai Rd. Aonllah menikah dengan Ny. Rd. Syarifah Aisyah putra Syekh Maulana Sayyid Daud ( Empang Bogor ) dan (  ? ). Dari keduanya, Kyai Rd. Aonillah dikaruniai  4 orang putra, yaitu :
V1. KH. Rd. Abdul Fatah  (  wafat 1878 M )
KH Rd. Abdul Fatah ( Pesantren Cibalandong ) dari Nyi Rd.St.Halimah putra KH Rd. Moh. Yusuf mempunyai, 6 putra, yaitu  :
       1. Ny. Rd.Mas Enok ( wafat di Mekah )
       2. Ny. Rd. Ubik
       3. Nyi Rd. Enot
Nyi Rd. Enot mempunyai seorang putra, yaitu KH.Rd. Jakaria. KH Rd.Jakaria menjadi sesepuh pesantren Situ Batu ( Cipareuan Cibiuk ).
Akhirnya KH Rd.Jakaria  menjadi menantu KH Abdullah  ( yang membedah Desa Cipareuan, yang sakarang termasuk Kec. Cibiuk ). Dari Ny.Siti Julaeha putra KH Abdullah, KH Rd.Jakaria dikaruniai 8 orang putra,dintaranya :
            1 ). Rd. Masduki
            2 ). Rd.Asep Jaenal Mutakin
            3 ). Rd. Aceng Badrudin
            4 ). Rd. Aceng Mamad
                  (  sesepuh pesantren Situbatu Cipareuan Cibiuk )
     4. KH. Rd. Achmad Mahalli
Berdasarkan riwayat yang diuraikan KH Rd. Muh. Mahali putra KH. Achmad Mahali, dalam “Sajarah/Riwayat ringkesna pasantren Sumur “ susunan beliau  tanggal 1 Muharam 1381 H ( 14 Juni 1961 M ), bahwa KH Rd. Acmad Mahali putra KH Rd. Abdul Fatah dilahirkan pada tahun 1866 M, di Pesantren Cibalandong Desa Cibiuk Kec. Balubur Limbangan Kab. Bandung. 
KH Rd. Achmad Mahali, pada tahun 1875 M pertama kali belajar agama  di pesantren  Serang Cibiuk, pimpinan kakek beliau sendiri ( KH Rd. Aonillah  ).   Dan kemudian dillanjutkan ke beberapa pesantren lainnya  sampai dengan tahun 1902 M ( usia 36 tahun – pen.).
            Pada tahun 1903 M, KH Rd. Achmad Mahali menikah dengan Ny. Rd.Onoh Rohanah ( ibunya, Ny.Rd. Dewi Nursih putra Kyai Rd. Moh. Jamhari/ Eyang Cimalaka,  ayahnya  adalah KH Moh. Aslah cicit Embah Nuryayi Suci  Garut ). 
            KH Rd. Achmad Mahali bersama istri, tinggal bersama mertuanya di PP Sindangkasih Cisaradan Karangpawitan Garut ) selama hampir 7 tahun ( 1903 – 1911 M ). 
KH Rd. Achmad Mahalli pada tahun 1911 M mendirikan Pondok Pesantren Sumursari ( Sukasono Sukawening ) di atas tanah wakaf dari  Rd.H. Yusuf putra Kyai Rd. Ali Hasan Munaram ( keturunan Cinunuk/Limbangan/ Bani Nuryayi ).
Dari Ny. Rd.Hj. Ono Rohanah, KH. Rd. Ahmad Mahali  dikaruniai 8 orang putra  diantaranya :
                        1 ). KH Rd. Muh. Mahali 
  KHRd.Muh.Mahali dilahirkan di Sumursari pada tanggal 17 Agustus 1911 M.
Dan setelah KH  Rd.Achmad Mahalli wafat ( 20 Muharam 1367H/ 1947 ),  sebagai sesepuh Pondok Pesantren Sumursari dilanjutkan oleh putranya ( KH Rd. Muhammad Mahalli ).
            KH Rd. Muh.Mahali menikah dengan Ny. Rd. St.Jubaedah  putra KH Rd. Sarbini dikarunia seorang putra, yaitu KH Rd.Dadang. Abd. Rajak
            Setelah KH Rd. Muh.Mahali wafat, KH Rd.Dadang Abd. Rajak yang meneruskannya sebagar sesepuh PP Sumursari.
Dan sekarang pesantren ini  dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Annajat dibawah pimpinan Rd. Ali Saad Aliyudin putra sulung KH Rd. Dadang Abd.Rajak. Lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan Yayasan adalah Pondok Pesantren, MD, RA, MI,MTs dan MA.
2 ). KH Rd. Didi Mahmudi
                   KH Rd. Didi Mahmudi, karena menikah dengan Nyimas St. Fatimah putra dari KH Umar Basri ( cicit KH Muh. Arif putra kedua Sembah Nuryayi Suci – Pen. ), beliau bertempat tinggal dan menetap di Fauzan tonggoh, dan menjadi sesepuh Pondok Pesantren Fauzan Tonggoh Kec. Sukaresmi. Setelah KH Rd. Didi Mahmudi wafat, seterusnya PP Fauzan Tonggoh diasuh oleh Nyimas St. Fatimah dan putra-putranya.  
Pada bulan Oktober   2008, penyusun datang ke Fauzan Tonggoh dan bersilaturami kepada Nyimas St. Fatimah. Dari KH Rd. Didi Mahmudi, Nyimas St. Fatimah melahirkan 8 orang putra., diantaranya  :
                 ( 1 ). Rd. Ahmad
                             ( 2 ). Rd.Mu’man
                             ( 3 ). Rd. H.Jajam Jamhari
Setelah Ny. Rd. Onoh Rohanah wafat, KH Acmad Mahali menikah lagi dengan saudara sepupunya Ny. Hj. Rd. St. Rokayah putra KH Rd. Abdurahman, dan dikarunia putra, diantaranya  :
                    1 ). Rd. Moh.Zakaria
                    2 ). Rd. Moh. Sobari
        3 ). Rd. Moh. Yahya
               5. KH. Rd. Jalaludin Sayuti
                   KH Rd. Jalaludin Sayuti  menikah dengan Ny. Rd.oneng putra  Rd. .Moh. Anwar,dan dikaruna 9 orang putra, diantaranya :
                   1 ). Kyai Rd. Masduki
                   2 ). Rd. Mas Toha ( Canjur)
                   3 ). KH Rd.Junaedi ( Cibuyut Lewo )
                   4 ). Rd. Abdullah ( Cianjur )
  6.  KH Rd. Gojali
                   KH Rd. Gojali menikah dengan Ny. Rd. Nafisah  dan dikaruniai 5 orang putra, dantaranya  :
·         Rd. Muh. Husen
V2. KH Rd. Abdurahman   ( Pak Onggoh/ Mama Kulon )
KH Rd. Abdurahman, menjadi sesepuh di Pesantren Cikelepu Kulon, oleh karenanya terkenal dengan  sebutan Mama Kulon.  KH Rd. Abdurahman beristrikan Nyi Rd. Siti Mir’at ( terkenal dengan sebutan Nyai Menak/Nyai Kulon) putra bungsu  Kyai Rd. Nur Muhammad ( Cikelepu Limbangan ).
            Dari 13 orang putra KH Rd. Abdurahman, 4 diantaranya adalah  :
1. Kyai seperti  KH Rd. Moh.Sobar   (  Pasantren Cibiuk Tengah )
2. Rd.H .Muh. Bakri ( wafat di Mekah )
3. Ny.Rd. St.Rafi’ah
    Isteri KH Rd. Sarbini putra KH. Rd. Zarkasih Hasan Maolani (Mama Wetan ).
4. KH Rd. Ahmad Masduki
    Suami Ny. Rd. Euis Umu Kulsum putra KH. Rd. Zarkasih Hasan Maolani (Mama Wetan ). Dari Ny. Rd.Euis Umu Kulsum , KH Rd.Ahmad Masduki dikaruniai 8 orang putra, diantaranya :
            1 ). Rd. Umar Hasanudin
            2 ). Ny.Hj. Rd.St. Syarifah Syu’batul Alam
            3 ). Rd. Abdurrahman Masduki dll
5. KH Rd. Muh. Mubarak
    Suami Ny. Rd. St. Hulaedah putra KH. Rd. Mahfudz  ( Mama Wates ). Dari Ny. Rd. St.Hulaedah putra KH Rd. Mahfudz, KH Rd. Mu. Mubarak, dikaruniai 10 orang putra, diantaranya , yaitu :
            1 ). H. Rd. Tete Ruhiyat
            2 ). KH  Rd. Atung Aonillah
            3 ). Rd. Endin Abdul Kodir dll.
6. KH Rd. Ahmad Qusyaeri     
    Menikah dengan Ny.Rd. St.Aidah putra KH.Muh.Amin ( Mama Panguyangan Cihanyir ).  Putra-putranya antara lain :

            1 ). Rd.Cecep
            2 ). Rd.Nandang
7. KH Rd. Muh. Thoha (Selaawi ).
8. Ny. Rd. Siti  Rahmah
    Menikah dengan saudara sepupunya KH Rd. A.Rosyad Ghazali putra Rd. Moh. Syarif ( Lihat di bawah ).
V3. KH Rd. Moh.Abdul Rojak
            Mempunyai 3 orang putra, yatu :
            1. Rd.Mansur
            2. Rd.Cecep (Cjeler )
            3. Rd.Kodir.
V4.KH Rd. Moh. Syarif
              KH Rd. Moh. Syarif adalah saudara seayah lain ibu dengan KH Rd. Moh. Abdul Rojak. Beliau menjadi sesepuh PP Serang Cibiuk dan menurunkan 6 orang putra, dua diantaranya adalah
            1. KH. Rd. A. Rosyad  Ghazali ( Mas Amuni ) 
            KH Rd. A. Rosyad Ghazali yang menikah dengan saudara sepupunya (Nyi Rd. St. Rahmah putra KH Rd. Abdurahman ) berputra 4 orang, dua diantaranya yatu :
            1 ).  KH Rd. Totoh Abdul Fatah Ghazali
Sosok  KH Rd. Totoh Abdul Fatah Ghazali tidak asing bagi masyarakat Bandung khususnya, umumnya masyarakat umat Islam di tatar Sunda. Beliau adalah salah seorang mubaligh terkenal dari kota Bandung teureuh Cibiuk/ Limbangan.
            2 ). KH Rd. Bobon Anwar Ghazali dll
             2. KH Rd. Abdul Gani ( Mas Gani ). 
            KH Rd. Abdul Ghani ( Mas Gani ) menikah dengan Nyi Rd. Siti Janah  putra Rd. Abdul Hanan (  Kaum Wanaraja ). Mertua isteri KH Rd. Abdul Gani (Ny. Rd.Diyut Marliyah ) adalah putra Kyai Rd.Moh.Jamhari ( Eyang Cimalaka). ( Lihat Bagian 5 )
Dari Nyi Rd.Siti Janah, KRd. Abdul Gani mempunyai 7 orang putra, diantaranya adalah  :
                        1 ).  Rd. H. Basah
                        2 ).  Rd. Ahmad  dll
               Rd. H. Basah dan saudaranya meneruskan dalam pengelolaan   Pondok  Pesantren  Serang Cibiuk.
Penyusun mengenal Rd. Ahmad putra KH Rd.Abdul Gani, ketika  penyusun masih sekolah di SMAN Garut ( antara 1964 – 1967 ). Rd. Ahmad dahulu juga sering bersilaturahmi kepada ayah penulis ( KH Rd. Ma’mun Abdul Gani ), karena kebetulan kakak beliau ( Ny Rd. Nunung yang saat itu sebagai  guru SMP Negeri di Garut ) adalah tetangga dekat kami di belakang Kaum Wanaraja.
  Ketika dalam perjalanan “ nyukcruk lembur mapay padesan “, beberapa bulan yang lalu, penyusun sempat bersilaturahmi dengan Rd. H. Basah  dan Rd. Ahmad beliau di Serang Cibiuk.  Dari beliau penyusun mendapat  selintas riwayat atau sejarah  dari Kyai Rd. Jafar Sidik  ( Eyang Embah Wali Cibiuk ), Kyai Rd. Ashim, Kyai Rd. Aonillah dan sesepuh tempo dulu Limbangan termasuk  Kyai Rd.Moh. Jamhari  ( Eyang Cimalaka Wanaraja ) cucu Kyai Rd. Salinggih.
            Seuweu siwi Kyai Rd. Aonillah ( Mama Serang ) dapat dilihat dalam Buku Rundayan Silsilah Bagian 8.
J. PRABU BRAJADILEWA
            Berdasarkan naskah dari Malangbong, bahwa Prabu Brajadilewa adalah saudaranya Prabu Hande Limansenjaya ( Galeuh Pakuan Limbangan ).  Prabu Brajadilewa atau  Sunan Brajasakti makamnya ada di daerah Cimuncang Kec. Malangbong. 
            Pabu Brajadilewa atau Sunan Brajasakti mempunyai putra  Syekh Wali Janullah atau Sunan Sakti Barang ( makamnya  di Lebakwangi Cimuncang Malangbong ). Beliau dikaruniai 2 orang putra,yaitu  :

a. Ny.Rd. Aminah
                Dari suaminya ( ? ), Nyi Rd. Aminah menurunkan seorang putra, yang benama  : Kyai Rd. Muqri.
                Keturunan  Kyai Rd.Muqri adalah Ny. Rd. St. Aisyah yang nantinya menjadi menantu Syekh Komarudin ( asal Mataram ).
               Ny. Rd. St. Aisyah  dengan Kyai Rd. Muh. Syarif  putra Syekh Komarudin melahirkan 3 orang putra, yatu :
1. Kyai Rd. Muh. Sarbini
                   Mempunyai 2 putra, yatu  :
                   1 ). Kyai Rd. Moh. Ismail
                   2 ). Kyai Rd.Moh.Imam
2. Kyai Rd. Muh.Nawari
        Beliau adalah istri Ny. Rd. Murgani putra Rd. Muh. Soleh (Panghulu Malangbong . Salah satu keturunannya adalah :
·         KH Rd. Kadar Solihat
                   Beliau adalah sesepuh di daerah di Cimuncang  Kutanagara Malangbong dan beliau adalah mantan anggota DPRD Kab. Garut
              3. Kyai Rd. Muh. Syafe’i
       Beliau adalah istri Ny. Rd. Muqoronah putra Rd. Muh. Soleh (Panghulu Malangbong ). Salah satu keturunannya adalah :
·          KH Rd. Muchlas
                   Beliau adalah sesepuh di Cirangkong   ( Citeras Malangbong ). Sekarang beliau sebagai Kepala MTs. Al Hidayah Kp. Citeras  Kec. Malangbong dan Ketua Majelis Ulama Kec.Malangbong. Beliau adalah sahabat penulis, sejak tahun 1966.
                   Lihat uraianya di belakang ( Rd.Surayuda ).
b. Ny. Rd.Ayu Mangkubumi
                 Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, bahwa Ny. Rd.Ayu Mangkubumi putra Sunan Sakti Barang adalah istri Dalem Wirabangsa putra Dalem Tumenggung Jiwamerta ( Sunan Demang – Limbangan ).  Seuweu siwinya akan dijelaskan di bawah.