Selasa, 17 Februari 2015
Rabu, 11 Februari 2015
SEJARAH KELUARGA BESAR LIMBANGAN
SEJARAH
KELUARGA BESAR LIMBANGAN
Oleh: Achmad Djubaedi
A. SUNAN RUMENGGONG
Berdasarkan Sejarah Limbangan, bahwa
Sejarah Keluarga Besar Limbangan ( Garut ) dimulai sejak keberadaan Kerajaan
Rumenggong atau Keprabuan Kerta Rahayu, yang rajanya bernama Prabu Rakean
Layaran Wangi atau Prabu Jayakusumah.
Bila dikaitkan dengan nama Limbangan,
Sejarah Keluarga Besar Limbangan ( Garut ) dimulai sejak Keprabuan Galeuh
Pakuan ( pecahan dari Kerajaan/ Keprabuan Rumenggong ) yang dirubah
namanya, menjadi Kabupaten Limbangan oleh Adipati Limansenjaya atau Prabu
Wjayakusumah atas perintah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung
Jati di Cirebon pada tahun 1525 M.
Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul
Limbangan, bahwa Sunan Rumenggong adalah masih keturunan Prabu Jaya
Dewata ( Prabu Siliwangi ) dari Nyi Putri Inten Dewata ( putra Dalem
Pasehan Timbanganten ) dan masih saudara dari Sunan Ranggalawe ( Ratu
Timbanganten ).
Sunan Rumenggong mempunyai 3 putra, yaitu :
1. Prabu Mundingwangi atau Sunan
Cisorok
2. Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut
Kasih Lh. + 1470
3. Dalem emas ( dari isteri
keduanya ).
Nyi Putri Buniwangi atau Nyi Putri
Rambut Kasih menikah dengan Prabu Layakusumah putra Sri Baduga Maharaja dari
Ratu Anten. Prabu Layakusumah adalah raja di Keprabuan Pakuan Raharja (
Cicurug Sukabumi ) sebagai vazal Kerajaan Pakuan Pajajaran ( Bogor ).
Pada sebagian rundayan silsilah Limbangan, Nyi Rambut Kasih sering
dirancukan dengan Nyi Ambet Kasih putra Ki Gedeng Sindangkasih ( Cirebon ). Nyi
Ambet Kasih adalah isteri dan saudara sepupu dari Prabu Jaya Dewata, yang saat
itu masih bernama Raden Pamanahrasa putra Prabu Dewa Niskala. Prabu Dewa
Niskala saat itu masih sebagai putra mahkota Kerajaan Sunda Galuh, yang rajanya
adalah Maharaja Linggawastu Kancana ( 1371 – 1475 M ) yang berkedudukan
di Kawali ( Ciamis ).
Di daerah Sindangkasih Majalengka,
adapula seorang putri yang menjadi Ratu Sindangkasih benama Nyi Putri Rambut
Kasih ( petilasannya “Pasir Lenggik “di daerah Sindangkasih Majalengka ).
Menurut sesepuh di daerah Sindangkasih ( Majalengka ), dia itu adalah putra
Prabu Jaya Dewata, yang ketika agama Islam mulai memasuki daerah
Majalengka , dia menolak untuk menganut agama Islam. Ratu Sindangkasih
bagi masyarakat di Majalengka, terkenal dalam cerita legenda
“ Majalengka “.
Menurut riwayat lain, disebutkan bahwa
bahwa Sunan Rumenggong dari isteri pertama tidak mempunyai putra, tetapi
memelihara Putri Ambetkasih/Nyi Putri Buniwangi putra Sunan Patinggi Buniwangi.
Dari isteri keduanya Sunan Rumenggong
dikaruniai 6 orang putra,yaitu
1. Dalem Mangunharja
( Sunan Galunggung )
1.1.Dalem Singaharja
1.1.1. Nagaparana
2. Dalem
Manggunrembung/Prabu Mundingwangi
( Sunan Cisorok )
3. Dalem Mangunreksa ( Sunan Manglayang )
4. Dalem Manguntaruna ( Purbalingga Jawa Tengah )
5. Dalem Emas ( Sunan Bunikasih )
6. Dalem
Mangunkusumah ( Lemah putih Depok
)
Menurut riwayat, bahwa pada + tahun
1600 M Nagaparana pernah mengadakan pemberontakan, yang menyebabkan
tewasnya Tumenggung Wangsanagara (Sunan Kareseda ) putra Prabu Wijayakusumah
( Sunan Cipancar ) di suatu tempat yang sekarang disebut Ragahiyang di
Gunung Sadakeling. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Dalem Santowaan cucu
Prabu Mundingwangi ( Dalem Cibolerang Wanaraja ).
Setelah wafat Sunan Rumenggong
dimakamkan di Kampung Poronggol ( sekarang termasuk Desa Ciwangi Kecamatan
Limbangan ). Sedangkan saudaranya, Sunan Patinggi makamnya ada di Kampung
Nangkujajar Limbangan.
B. PRABU MUNDINGWANGI
Nama beliau pun sering dirancukan dengan Prabu Mundingwangi atau Prabu
Munding Surya Ageung ( Raja Maja ) putra Prabu Jaya Dewata, saudaranya
Ratu Sindangkasih, sebagaimana telah disebutkan di atas.
Kembali kepada Prabu Mundingwangi putra Sunan Rumenggong, bahwa beliau
menggantikan ayahnya menjadi Prabu di Keprabuan Rumenggong atau Kerta Rahayu.
Menurut Rd. Soemarna, ada kemungkinan beliau
memindahkan pusat pemerintahannya dari Kertarahayu ke Dayeuhmanggung
(Desa Selaawi ) dan menikahi putri Sunan Dayeuhmanggung saudaranya Sunan Gordah
dan mempunyai putra :
·
Prabu Salalangu Layakusumah
Setelah wafat Prabu Mundingwangi
dimakamkan di daerah Cisorok – Selaawi dan terkenal dengan sebutan Sunan
Cisorok. Kerajaan Rumenggong dilanjutkan oleh Prabu Salalangu Layakusumah.
C. PRABU SALALANGU LAYAKUSUMAH
Lh. + 1485 M
Sepeninggal Prabu Mundingwangi ( Sunan Cisorok ), Keprabuan Kerta Rahayu
dilanjutkan oleh putranya , yaitu Prabu Salalangu Layakusumah.
Menurut Silsilah menak-menak Limbangan, beliau adalah kakek dari garis
ibu Prabu Wijayakusumah atau Sunan Cipancar.
Setelah Prabu Salalangu Layakusumah wafat diganti oleh putranya Dalem Santowaan
atau disebut juga Santowaan Nusakerta.
D. DALEM SANTOWAAN
Lh. + 1505 M
Dalem Santowaan menggantikan Prabu Salalangu Layakusumah, tetapi tidak di
Keprabuan Kerta Rahayu, karena wilayah Keprabuan Kerta Rahayu telah dibagi tiga
wilayah, yaitu Kaprabuan Galeuh Pakuan, Kaprabuan Sudalarang dan Kadaleman
Cibolerang Wanaraja.
Kaprabuan Galeuh Pakuan, dipimpin oleh
Dalem Adipati Limansenjaya atau Prabu Wijayakusumah ( Sunan Cipancar ), yang
menggantikan ayahnya Prabu Hande Limansenjaya. Wilayahnya meliputi yang
sekarang termasuk Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Leuwigoong, Selaawi, Malangbong,
Karangtengah, Cibatu , Wanaraja dan Karangpawitan.
Kaprabuan Sudalarang, dipimpin oleh
Dalem Singadipati I, yang menggantikan ayahnya Prabu Wastu Dewa. Wilayahnya
meliputi yang sekarang termasuk Kecamatan Sukawening dan Karangtengah Kab.
Garut.
Dan Dalem Santowaan memimpin
Kadaleman Cibolerang Wanaraja. Pusat Kadalemannya, adalah di suatu tempat
antara Cibolerang dan Bojongsari ( arah sebelah Barat Daya Kp.Cinunuk Hilir
Wanaraja ). Wilayah Kadaleman Cibolerang meliputi yang sekarang termasuk
wilayah Cipicung (Banyuresmi), Cinunuk ( Wanaraja ), Cimurah, Calingcing dan
Suci Karangpawitan.
Ada kemungkinan makam yang
berada disana, adalah makam Dalem Santowaan dan isterinya. Makam tersebut
sampai sekarang tidak ada yang memelihara atau mengurusnya.
Menurut Sajarah Limbangan,
Dalem Santowaan mempunyai 5 orang putra, yaitu :
1 ). Dalem Nayawangsa
2 ). Dalem Wangsareja
3 ). Kyai Gede Papandak ( Distrik
Wanaraja )
4 ). Kyai Gede Dadap Cangkring (
Distrik Wanaraja )
5 ). Kyai Nawu
D.1. DALEM NAYAWANGSA
Dalem Nayawangsa adalah Dalem di daerah
Cipacing Wanakerta, yang sekarang termasuk wilayah Kec. Cibatu Kab. Garut.
Dalem Nayawangsa diangkat sebagai Bupati Limbangan yang
pertama ( 1660 – 1678 M ) oleh Pangeran Rangga Gempol III Bupati Sumedang
( 1656 – 1705 ). Setelah wafat pada pada tahun 1678 M, beliau digantikan oleh
Dalem Mertasinga (1678 – 1726 ) putra Dalem Adipati Rangga Megatsari.
Kabupaten Limbangan, oleh karena saat itu penduduknya hanya 200 keluarga,
maka berdasarkan Keputusan VOC tanggal 15 Nopember 1684 statusnya menjadi
Distrik ( Kawadanaan ) Kabupaten Sumedang. Pada tahun 1705 statusnya
dikembalikan menjadi Kabupaten di bawah Kesultanan Cirebon.
Dalem Nayawangsa menikah dengan Ny Rd.
Ayu Kuningan putra Dalem Sanggadipati II ( Ragadiyem ) cucu Prabu Wastu
Dewa ( Keprabuan Sudalarang ).
Dalem Nayawangsa mempunyai dua orang putra, yaitu ;
1. Dalem Kudawarsa
Dalem Kudawarsa menikah dengan saudara sepupunya
Nyi Tanurang Manik menurunkan 2 orang putra, yaitu :
1 ).
Dalem Wangsadita I ( Rangga Limbangan )
Dalem Wangsadita I menggantikan Dalem Mertasinga, sebagai Bupati Limbangan 3
(1726 -1740 M ). Beliaulah yang menurunkan para Bupati Limbangan, Sumedang
dan seuweu siwinya. Seuweu siwinya akan dijelaskan di belakang.
2 ). Rd.
Candrakusumah.
Rd. Candrakusumah riwayatnya belum dketemukan, tetapi dalam Sajarah Menak -
menak Limbangan, beliau menurunkan putra, cucu dan seterusnya sampai Rd.Padmareja
( Camat Leuwidadap Kab. Bandung ). Seuweu siwi Rd.Padmareja tidak
diketahui.
2. Dalem Wangsadireja.
Dari cucunya
Rd. Abubakar putra Rd.Muh.Rajak, menurunkan cicit/buyut, yaitu :
1 ). Kyai Rd.
Ali Mujaham
2 ).
Kyai Rd.Ali Mujahim
3 ). Kyai Rd.
Muh. Arif
4 ). Kyai
Rd.Arsi
Tidak ada data riwayat dan rundayan seuweu swinya.
D.2. DALEM WANGSARAJA Lh. +
1525 M
Dalem Wangsaraja adalah putra Dalem Santowaan, yang menurut Sajarah Limbangan
menjadi Dalem Banjaran ( Wanaraja ). Beliau adalah menantu dari Adipati
Suriakusumah Rangga Megatsari ( cicit dari Sunan Cipancar ), karena menikah
dengan putranya yang bernama Nyi Rd. Tanurang Rucitawangi.
Ketika Rangga Megatsari wafat ( 1650 M ), yang menggantikannya sebagai Bupati
Limbangan adalah putranya Dalem Wangsakusumah I. Karena putra Dalem
Wangsakusumah, yaitu Rd. Bedangga Kusumah masih kecil,maka atas perintah
Sultan Mataram Dalem Wangsareja menggantikannya sebagai Bupati Limbangan.
Dari perkawinannya dengan Nyi Rd. Tanurang Rucitawangi, Dalem Wangsaraja
dikaruniai dua orang putra, yaitu :
1. Nyi Rd. Tanurang Manik
Nyi Tanurangmanik menjadi isteri dari Dalem Kudawarsa putra Dalem Nayawangsa,
yang selanjutnya melahirkan 2 orang putra sebagaimana tela disebutkan di
atas.
2. Rd. Rajasuta.
Rd. Rajasuta menjadi menantu Sunan
Tangkil yang menjadi Demang Timbanganten.
Dari Nyi Rd. Ajeng Karaton putra Sunan
Tangkil, Rd. Rajasuta mempunyai 2 orang putra, yaitu :
1. Dalem Rajadiwangsa.
2. Rd. Taruna ( Cikukuk ).
Putra Dalem
Rajadiwangsa, yaitu Rd. Arsadinata I ( Patih Limbangan) menikah dengan Nyi Rd.
Purba Sepuh ( Leuwibolang ) putra Dalem Wangsadita I ( Bupati Limbangan 3, 1726
- 1740 M ), menurunkan 4 orang putra, yaitu :
1 ) . Rd. Rajadinata
I ( Wedana Cileuleuy )
2 ). Rd. Natadireja
3 ). Rd. Arsadinata II
4 ). Nyi Rd. Natijah
1. Rd. Rajadinata I ( Wedana
Cileuleuy )
Salah seorang putra Rd.
Rajadinata I, yatu :
·
Nyi Rd. Umu Kulsum
Belau adalah istri dari Kyai Rd.
Moh. Soleh ( Penghulu Malangbong ) putra Rd.Mas Nur Hasan, cucu Rd. Surayuda (
Wedana Malangbong ). Rundayannya akan dijelaskan pada Bagian 4.
2. Rd.Natadireja.
Rd. Natadireja menikah
dengan Ny Rd. Natamantri putra Nyi Rd Kambang cucu Dalem Wangsadita II ( Bupati
Limbangan 4).
Putra Rd. Natadreja, diantaranya yaitu
:
1). Nyi Rd. Siti Maliki
Beliau adalah menantu Rd.
Sutabangsa yang nantinya menurunkan tokoh-tokoh terkenal Cibiuk dan Limbangan :
( 1 ). Kyai Rd. Jafar Sidik
( 2 ). Kyai Rd.Fakih Ibrahim
Riwayat dan rundayannya akan dijelaskan
pada Bagian 6.
2).
Rd. Arsadireja
Rd.
Arsadireja menikah dengan putra Rd. Wangsayuda ( cicit Dalem
Jiwanagara I ( Cinunuk Wanaraja ) putra Tg. Wijayakusumah ( Dalem
Sukadanuh ) dan dikarunia seorang putra, yaitu :
·
Nyi Rd. Mariyah
Nyi Rd.
Mariyah selanjutnya menikah dengan Patih Limbangan yang bernama Rd. Rangga
Suriadikusumah putra Rd. Suriadiningrat ( keturunan Dalem Cikundul Cianjur dan
Panjalu ). Menurut silsilah, Rd. Rangga Suriadikusumah putra
Rd. Suriadiningrat adalah saudara sepupu Dalem Adiwijaya I ( Bupati
Limbangan Garut 1813 – 1833 M ) putra Pangeran Kornel (Bupati
Sumedang. 1791 – 1828 M ).
Ny. Rd. St. Mariyah putra Rd.
Arsadireja dari Rd. Rg. Suriadikusumah dikarunia seorang putra, yaitu : Rd.
H. Muhammad Musa .
Rd. H. Muhammad Musa adalah Penghulu
Limbangan atau terkenal dengan sebutan Penghulu Bintang Garut. Riwayat dan
rundayannya akan dijelaskan di belakang.
3. Rd. Arsadinata.
Rd. Arsadinata II menurunkan
putra Rd. Sutamanggala ( Penghulu Malangbong ). Ny. Rd. Komala putra Rd.
Sutamanggala adalah isteri Rd. Surayuda ( Wedana Malangbong 1809 M ) dan
mempunyai 2 orang putra, yaitu :
1 ). Rd.Wirayuda
2 ). Ny.Rd.Nata Karaton
Dari
suaminya ( ? ) beliau melahirkan putra :
·
KH Rd. Abdul Kohar
Sesepuh PP Cipining Cibunar Malangbong.
Riwayat dan rundayan Rd. Surayuda akan
dijelaskan di belakang.
4. Ny.Rd.Natijah
Adapun Nyi Rd.Natijah menjadi isteri
Kyai Rd. Jaiyyah, cucunya Rd.Jafar Sidik dari putranya Nyi Rd. Ayu Fatimah.
Menurut riwayat dari sesepuh di Malangbong dan Limbangan, bahwa salah seorang
putra Kyai Rd. Jaiyyah adalah :
·
Embah Kair
Atas ijin dari ayahnya, beliau pergi
mengembara ke daerah Cimande Bogor dan pernah mengabdikan diri kepada Dalem
Wiratanudatar VI ( Bupati Cianjur ). Diriwayatkan bahwa beliau dan istrinya
adalah pencipta “ jurus Cimande “, yang terkenal di dunia persilatan tatar
Sunda.
D.3. KYAI PANDE GEDE PAPANDAK
Daerah Papandak letaknya di sebelah
Timur Laut dari kota Kecamatan Wanaraja sekarang ( lebih kurang 4 km ).
Sekarang termasuk wilayah Desa Sukamenak Kec. Wanaraja Kab. Garut.
Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul
Limbangan, Kyai Pande Gede Papandak mempunyai seorang putra yang bernama :
·
Dalem Wangsayuda
Dalem
Wangsayuda adalah Sekretaris Keraton Mataram ( asal Cilegong Papandak ).
Dalem
Wangsayuda dikaruniai 5 orang putra, yaitu :
1. Rd. Patrawangsa
2. Rd. Partadiriya
3. Rd. Paranajibja al Ilyas
4. Rd.Natawiria
5. Rd. Wra Sasatero
Seuweu siwinya dapat dilihat pada Buku
Silsilah Rundayan Sunan Rumenggong dan Sunan Cipancar Bagian 2.
D.4. KYAI PANDE GEDE DADAP CANGKRING.
Mengenai riwayat dan data Silsilah Rundayannya tidak diketahui.
D.5. KYAI NAWU
Adapun putra bungsu Dalem Santowaan,
yaitu Kyai Rd. Nawawi. Menurut riwayat, karena beliau ahli dalam bidang llmu
Nahwu ( cabang ilmu tata bahasa Arab ), maka beliau terkenal dengan
sebutan Kyai Rd.Nawu.
Kyai Rd. Nawu tinggal dan menetap
di daerah Cibeureum Wanaraja, yang sekarang termasuk wilayah Kec. Pangatikan
Kab. Garut.
Kyai Rd.Nawawi ( Kyai Rd.Nawu )
mempunyai putra yang bernama :
·
Kyai Lembang ( Syekh Abdul Jabar )
Beliau adalah Kyai di daerah
Cikukuk Leles ( sekarang termasuk wilayah Kec. Leuwigoong ).
Makam Kyai Lembang ( Syekh Abdul
Jabar ) satu kompleks dengan makam cucunya, yaitu Kyai Rd.
Jafar Sidik, berada di sebuah bukit Gunung Haruman di Desa Cipareuan Kec.
Cibiuk Kab. Garut.
Kyai Lembang atau Syekh Abdul Jabar
mempunyai beberapa orang putra, diantaranya :
I. Kyai Rd. Ketib
Beliau adalah seorang Kyai di daerah
Ciceuri ( sekarang temasuk Kec. Kersamanah Kab. Garut ).
Makam Kyai Rd. Ketib putra Kyai Lembang
berada di sebelah Selatan pemakaman Astana Gede di Kampung Pasir Astana Desa
Pasirwaru Kec. Limbangan.
Karena Kyai Rd. Ketib memegang jabatan
Khotib pertama di Limbangan, maka selanjutnya beliau pindah dari daerah Ciceuri
Malangbong (sekarang termasuk wilayah Kec.Kersamanah Kab. Garut ) ke Limbangan
dan seterusnya tinggal dan menetap di Limbangan.
Kyai Rd.Ketib dkaruniai 7 orang
putra,diantaranya :
1. Nyimas Ayu Subah
Nyimas Ayu Syu’bah
menikah dengan Kyai Rd.Mas’ud putra Rd. Arsawiguna ( Patih Limbangan ) dan
melahirkan 5 orang putra, diantaranya yaitu :
1 ). Kyai Rd. Jafar Sidik
2 ).Kyai Rd. Fakih Ibrahim.
Kedua putra Kyai Rd. Mas’ud
dengan Nyimas Ayu Syu’bah ini akan djelaskan pada Bagian 4.
2. Kyai Musta’mil
Berputra satu, yaitu :
·
Nyi Rd. Ajeng Kawibun
Menikah dengan saudara sepupunya, yaitu
Kyai Rd. Jafar Shidik putra Kyai Rd.Mas’ud.
3. Kyai Mas Panengah
Berputra beberapa orang,diantaranya :
·
Ny. Rd.Pangulu Cicadas
Menikah
dengan saudara sepupunya, yaitu Kyai Rd.Fakih Ibrahim putra Kyai Rd.Mas’ud.
II. Kyai Rd. Sulaeman ( Banyumas )
Dua diantara beberapa putranya,
yaitu :
- Kyai Mas Winata
- Kya Abdullah
F. PRABU WASTU DEWA
Prabu Layakusumah dari perkawinannya
dengan Nyi Putri Buniwangi mempunyai putra kembar, yang sulung namanya Prabu
Wastu Dewa ( sebagai Prabu di Keprabuan Dayeuh Luhur wilayah Cibiuk sekarang )
dan Prabu Hande Limansenjaya Kusumah ( sebagai Prabu di Keprabuan Galeuh Pakuan
wilayah Limbangan Sekarang ). Selanjutnya Prabu Wastu Dewa menjadi Prabu di
Keprabuan Sudalarang ( daerahnya meliputi yang sekarang termasuk
Kecamatan Sukawening dan Karangtengah ).
Prabu Wastu Dewa mempunyai putra Rd.
Singadipati I di Cinta, dan mempunyai 6 orang putra, yaitu :
1 ). Dalem Mangkubumi ( Wanakerta)
2 ). Dalem Wangsapati (Cinta )
3 ). Dalem Kertawangsa
4 ). Dalem Jaksa ( Ragadiyem )
Cucunya adalah Ny. Rd.Minur yang
menikah dengan Dalem Mertasinga putra Adipati Ranggamegatsari ( Bupati
Limbangan 2 1678 – 1726 M ).
5 ). Dalem Lurah ( Ragadiyem )
6 ). Dalem Singadipati II ( Cinta )
Sepeninggal ayahnya, Keprabuan Sudalarang dilanjutkan oleh Dalem Singadipati II
( masuk Islam tahun 1525 M ). Putranya adalah Ny.Rd.Ayu Kuningan
yang menikah dengan Dalem Nayawangsa putra Dalem Santowaan ( Bupati
Limbangan 1 1650 – 1678 M ).
Setelah Dalem Singadipati II ( Prabu
Sangga Adipati II ) putra Rd. Singadipati I, Keprabuan Sudalarang
dilanjutkan oleh Dalem Cakrajaya.
Sampai sekarang penyusun belum
menemukan Buku Standar Silsilah Rundayan dari Prabu Wastu Dewa ( Sudalarang ).
Menurut Rd. Sobarnas, salah seorang
cucu Dalem Singadipati II yang bernama Nyimas Ayu menikah dengan Pangeran
Sacakusumah putra Mas Jolang atau Pangeran Seda ing Krapyak ( Sultan Mataram
1601 – 1613 M ). (Rd. Sobarnas : 26 ).
Ada kemungkinan Rd. Wirantadijaya
( Lurah Desa Cinta Kec. Nangkapait Kab. Garut ), ayah Rd. Muh. Sanusi
Harjadinata, Gubernur Jawa Barat tahun 1952 – 1857 adalah keturunan dari
Ragadiyem.
H. PRABU HANDE LIMANSENJAYA
Sajarah Limbangan meriwayatkan, bahwa beliau adalah saudara kembar dari Prabu
Wastu Dewa. Beliau adalah sebagai penguasa di Keprabuan Galeuh Pakuan. Keraton
Galeuh Pakuan berada di daerah Pasirhuut berdekatan dengan Sungai
Cipancar yang bemuara ke Sungai Cimanuk.
Sesepuh Pondok Pesantren Wates Bapak KH Rd. Aten Muhyiddin telah menceritakan
kepada penyusun, bahwa ayah beliau ( KH Rd. U. Muhyiddn ) dan leluhurnya pernah
mengunjungi daerah bekas Kerajaan Galeuh Pakuan tersebut.
Kang Aan Merdeka Permana dalam Majalah Ujung Galuh menjelaskan, bahwa
Pasirhuut adalah “ lembur nu pinuh ku lalangse “ ( Kampung yang
penuh dengan kabut misteri ), sebab ada dugaan bahwa di bawah tanah daerah
Pasirhuut tersimpan kekayaan peninggalan keraton Galeuh Pakuan.
Menurut berita catatan tradisional,
bahwa Mahkota Binokasih Sanghiyang Pake ( Mahkota Raja yang dibuat Bunisora dan
dipakai oleh Raja-raja Galuh / Sunda dan Pajajaran, mulai dari Prabu
Wastukancana ( 1371-1475) sampai Prabu Ragamulya / Suryakancana/ Prabu
Siliwangi terakhir (1567- 1579 M ), yang seharusnya dibawa ke Prabu
Geusan Ulun di Sumedang larang atas perintah Prabu Siliwang, oleh Jayaperkosa
disembunyikan di salah satu gua tidak jauh dari keraton Galeuh Pakuan di
daerah Pasirhuut Limbangan.
Tetapi versi lain menyebutkan, bahwa
berdasarkan ucapan Prabu Wijayakusumah ( Sunan Cipancar Limbangan ), mahkuta
Binokasih disembunyikannya agak jauh dari Pasirhuut, yaitu di sebelah Barat
makam Prabu Wijayakusumah atau Sunan Cipancar di Limbangan (
Pasir Astana Desa Pasirwaru Limbangan – Peny. ) ( Ujung Galuh 7 : 9 ).
Wallohu’alam.
Menurut Kang Deddy Effendie (
Wakil Ketua Masyarakat Pariwisata Kab. Garut ) yang diceritakan kepada
penulis beberapa waktu yang lalu, bahwa di daerah Pasirhuut bekas
Keraton Galeuh Pakuan - Limbangan banyak kekayaan Galih Pakuan yang masih ada
sampai dengan sekarang, dan disimpan oleh masyarakat yang mencintai sejarah
kuno.
Prabu Hande Limansenjaya, kemungkinan
karena sudah sepuh atau tidak mau berselisih dengan putranya sendiri ( yang
sudah memeluk agama Islam ), akhirnya beliau meninggalkan keraton Galeuh Pakuan
di Pasirhuut dan kemudian menuju ke daerah Wanaraja.
Beliau beserta pengikutnya membuka
hutan di daerah Wanaraja dan dijadikannya pemukiman, yang disebut
Panyeredan ( berdekatan dengan kampung Tajur Kidul dan termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Sucinaraja Kab. Garut – Pen. ).
Benda Cagar Budaya sebagai
peninggalan Prabu Hande Limansenjaya, diantaranya batu bekas bertapa dan
tanda kebesarannya seperti lingga dan alas duduk , masih ada di
Pasir Sanghiyang di kaki bukit gunung Galunggung antara Kampung Tajur dan
Cigadog (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Sucinaraja Kab. Garut ).
Beberapa waktu yang lalu, penulis
sempat datang ke Kampung Galeuh Pakuan Limbangan ( tepi Sungai Cipancar
). Penulis diantar oleh Bapak Nukri untuk melihat Batu Pangcalikan
di tepi Sungai Cipancar. Menurut Bapak Nukri, bahwa Batu Pangcalikan tersebut
adalah tempat beristirahat Prabu Limansejaya setelah bersuci di
Sungai Cipancar. Jarak Batu Pangcalikan tersebut dari Sungai Cipancar kurang
lebih 5 m dan batu pangcalikan ( yang tersusun seperti sebuah kursi ) bersandar
kepada dinding pematang sawah di atasnya.
Bapak Nukri menceritakan kepada
penulis, bahwa beberapa puluh tahun yang lalu ( pada jaman pemerintahan Presiden
Suharto ) ada sebuah batu yang berbentuk gentong dibawa ke Jakarta dan sekarang
batu tersebut digunakan prasasti Gedung PGRI Pusat Jakarta.
Sepeninggal Prabu Hande Limansenjaya,
Keprabuan Galeuh Pakuan diwariskan kepada putranya, yaitu Adipati Limansenjaya
atau Prabu Wikayakusumah yang setelah wafat terkenal dengan sebutan Sunan
Cipancar.
Seuweu swinya akan dijelaskan pada Bagian 2.
I. DALEM EMAS
Dalem Emas atau Sunan Bunikasih
rundayan silsilahnya akan sampai kepada Kyai Rd. Moh. Ashim ( Parakanmuncang
). ( Lihat Bagian 2 Buku Silsilah Rundayan Sunan Rumenggong ).
Menurut sesepuh Kp. Serang Cibiuk, Kyai Rd. Moh. Ashim setelah berguru kepada
Kyai Syek Jafar Sidik ( pada abad 18 M ) tidak pulang ke Parakanmuncang,
tetapi terus menetap di Cibiuk dan menikah dengan Nyi Rd. Ajeng
Kabumen putra Kyai Rd. Zakaria.
Menurut riwayat, bahwa Kyai Rd.Zakaria
adalah putra Embah Dangdeur Cikawao ( Embah Nurmadin putra Maulana
Abdullah keturunan Maulana Hasanudin Banten ). Kyai Rd. Zakaria menikah pula
dengan Nyi Rd. Nalebah cucu Dalem Tegaljati Pasir Uncal, yaitu Dalem Wiraha
putra Dalem Wirayuda (Dalem Cipicung ) ( cucu Tmg. Wangsanagara / Sunan
Kareseda ).
Dari Nyi Rd. Ajeng Kabumen putra Kyai
Rd. Zakaria, Kyai Rd. Moh. Ashim menurunkan beberapa orang
putra, diantaranya :
I. NY. RD. ST. KURSIYAH ( Eyang
Kunci )
Beliau dahulu tinggal di Cibuntu
Cibiuk. Putra-putranya, yaitu :
1. Rd.Muh.Saleh
Ayah Rd.Idik ( Pasir Kulit Cibiuk )
2. Ny. Rd. St. Qoribah
Ny. Rd. St. Qoribah menikah dengan
saudara sepupunya, yaitu Kyai Rd. Nur Muhammad putra Ny. Rd.Idah/ Rd. Sinureja.
Seuweu siwinya akan dijelaskan di belakang.
II. EYANG DEMAS
Beliau tinggal di Cibiuk. Putra-putranya diantaranya :
1. Rd. H. Abdul Manan
Ayah dari Rd. H.Ino,
Rd.H. Amin dll
2. Kyai Ahmad Majalli ( Majalaya )
III. NY. RD.IDAH
Ny. Rd. Idah adalah menantu Rd.
Sinureja ( keturunan Dalem Wirabangsa Cikelepu Limbangan ). Dari Rd.Wargadireja
putra Rd. Sinureja, Ny. Rd. Idah melahirkan 2 orang putra, yaitu :
1. Kyai Rd. Nur Muhammad
2. Rd. Ali Hanafiah.
Seuweu siwinya akan dijelaskan di
belakang.
IV. RD. MOH. YUSUF
Rd. Moh. Yusuf putra Kyai Rd. Moh.
Ashim mempunyai tiga putra, yaitu :
a. Kyai Rd. Muh. Bunyamin.
Rd. Muh. Bunyamin menikah dengan putra
sulung Kyai Rd. Nur Muhammad, yaitu Nyi Rd.Murtijiyah dan melahirkan
seorang putra, yaitu :
·
Kyai Rd. Romli ( Mama Ciloa Limbangan ).
Rd. Moh. Romli dari Ny. Rd. St. Fatimah,
dikarunai 8 orang putra, diantaranya :
1. Rd. Ahmad Kosasih
Putranya adalah :
1). Rd. Cecep Yusuf
2). Rd. Aceng Romli
2. Rd. Zenal Muttaqin
Mempunyai 7 orang putra, diantaranya :
(1). Rd. Ahmad Nahrowi
(2). Rd. Hasanudin
(3). Rd. Husenudin
3. Rd. Abed Zenal Abidin
Mempunyai 7 orang putra, diantaranya :
1). Rd. Muhyiddin
Menurut KH Rd. Ibrahim Iskandar ( PP Burujul Limbangan ), Rd.Muhyiddin adalah
penyusun buku “ Wawacan Nur Muhammad Cikekepu “ dan sekarang aktif di DKM
Mesjid Agung Bandung.
2). Rd. Ombi Romli
4. Ny. Rd. Baitul Fatmawati
Beliau dikaruniai 2 orang putra, yaitu :
1). Aceng Holil Aonillah
Beliau
adalah sesepuh PP Ciloa Limbangan. Salah seorang menantunya ( KH Rd. Agus
Soleh ) sekarang memimpin PP Ciloa Limbangan.
2). Ny. Rd. Ai Toto St.Rohmah
Isteri KH Rd. E. Muhyiddin putra KH Rd. Tajudin
( PP Pulosari LImbangan ).
5. Rd.Ashim
Rd. Muh. Ashim terkenal pula dengan sebutan Kyai Ene. Beliau adalah menantu KH
Rd.Moh. Sayuti ( Mama Cibunar ), dan dikarunai 3 orang putra, yaitu :
1). KH Rd. Ibrahim Iskandar ( Cep Ii )
Sekarang ( 2009 ) beliau sebagai
sesepuh PP Burujul Limbangan. Salah seorang putranya ( Ny.
Rd.Eva Syarifah ) menjadi isteri dari Ceng Mustopa putra KH Amin Suhrowardi (
PP Assyatibiyah Tanjungpura hilir Kr.Pawitan – Bani Nuryayi ).
2).
KH Rd. Toto ( CepToto )
Sesepuh PP Sukamantri Sukabumi.
3).
KH Rd.Didi ( Soreang Bandung )
b. Kyai Rd. Munaji
( ayah Rd.H. Ali Limbangan )
c. Nyimas Halimah
Nyimas Halimah adalah isteri KH Rd. Abdul Fatah putra KH Rd. Aonillah ( Mama
Serang Cibiuk ). Seuweu siwinya akan djelaskan di bawah.
V. KYAI RD.MOH. AONILLAH ( Mama Serang Cibiuk ).
Kyai Rd. Aonllah menikah dengan Ny. Rd. Syarifah Aisyah putra Syekh Maulana
Sayyid Daud ( Empang Bogor ) dan ( ? ). Dari keduanya, Kyai Rd. Aonillah
dikaruniai 4 orang putra, yaitu :
V1. KH. Rd. Abdul Fatah (
wafat 1878 M )
KH Rd. Abdul Fatah ( Pesantren
Cibalandong ) dari Nyi Rd.St.Halimah putra KH Rd. Moh. Yusuf mempunyai, 6
putra, yaitu :
1.
Ny. Rd.Mas Enok ( wafat di Mekah )
2.
Ny. Rd. Ubik
3.
Nyi Rd. Enot
Nyi Rd. Enot mempunyai seorang putra,
yaitu KH.Rd. Jakaria. KH Rd.Jakaria menjadi sesepuh pesantren Situ Batu (
Cipareuan Cibiuk ).
Akhirnya KH Rd.Jakaria menjadi
menantu KH Abdullah ( yang membedah Desa Cipareuan, yang sakarang
termasuk Kec. Cibiuk ). Dari Ny.Siti Julaeha putra KH Abdullah, KH Rd.Jakaria
dikaruniai 8 orang putra,dintaranya :
1 ). Rd. Masduki
2 ). Rd.Asep Jaenal Mutakin
3 ). Rd. Aceng Badrudin
4 ). Rd. Aceng Mamad
( sesepuh pesantren Situbatu Cipareuan
Cibiuk )
4. KH. Rd.
Achmad Mahalli
Berdasarkan riwayat yang diuraikan KH
Rd. Muh. Mahali putra KH. Achmad Mahali, dalam “Sajarah/Riwayat ringkesna
pasantren Sumur “ susunan beliau tanggal 1 Muharam 1381 H ( 14 Juni 1961
M ), bahwa KH Rd. Acmad Mahali putra KH Rd. Abdul Fatah dilahirkan pada tahun
1866 M, di Pesantren Cibalandong Desa Cibiuk Kec. Balubur Limbangan Kab.
Bandung.
KH Rd. Achmad Mahali, pada tahun 1875 M
pertama kali belajar agama di pesantren Serang Cibiuk, pimpinan
kakek beliau sendiri ( KH Rd. Aonillah ). Dan kemudian
dillanjutkan ke beberapa pesantren lainnya sampai dengan tahun 1902 M (
usia 36 tahun – pen.).
Pada tahun 1903 M, KH Rd. Achmad Mahali menikah dengan Ny. Rd.Onoh Rohanah (
ibunya, Ny.Rd. Dewi Nursih putra Kyai Rd. Moh. Jamhari/ Eyang Cimalaka,
ayahnya adalah KH Moh. Aslah cicit Embah Nuryayi Suci Garut
).
KH Rd. Achmad Mahali bersama istri, tinggal bersama mertuanya di PP
Sindangkasih Cisaradan Karangpawitan Garut ) selama hampir 7 tahun ( 1903 –
1911 M ).
KH Rd. Achmad Mahalli pada tahun 1911 M
mendirikan Pondok Pesantren Sumursari ( Sukasono Sukawening ) di atas tanah
wakaf dari Rd.H. Yusuf putra Kyai Rd. Ali Hasan Munaram ( keturunan
Cinunuk/Limbangan/ Bani Nuryayi ).
Dari Ny. Rd.Hj. Ono Rohanah, KH. Rd.
Ahmad Mahali dikaruniai 8 orang putra diantaranya :
1 ). KH
Rd. Muh. Mahali
KHRd.Muh.Mahali dilahirkan di
Sumursari pada tanggal 17 Agustus 1911 M.
Dan setelah KH Rd.Achmad
Mahalli wafat ( 20 Muharam 1367H/ 1947 ), sebagai sesepuh Pondok
Pesantren Sumursari dilanjutkan oleh putranya ( KH Rd. Muhammad Mahalli ).
KH Rd. Muh.Mahali menikah dengan Ny. Rd. St.Jubaedah putra KH Rd. Sarbini
dikarunia seorang putra, yaitu KH Rd.Dadang. Abd. Rajak
Setelah KH Rd. Muh.Mahali wafat, KH Rd.Dadang Abd. Rajak yang meneruskannya
sebagar sesepuh PP Sumursari.
Dan sekarang pesantren ini
dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Annajat dibawah pimpinan Rd. Ali Saad
Aliyudin putra sulung KH Rd. Dadang Abd.Rajak. Lembaga-lembaga pendidikan
di lingkungan Yayasan adalah Pondok Pesantren, MD, RA, MI,MTs dan MA.
2 ). KH Rd. Didi Mahmudi
KH Rd. Didi Mahmudi, karena menikah dengan
Nyimas St. Fatimah putra dari KH Umar Basri ( cicit KH Muh. Arif putra kedua
Sembah Nuryayi Suci – Pen. ), beliau bertempat tinggal dan menetap di Fauzan
tonggoh, dan menjadi sesepuh Pondok Pesantren Fauzan Tonggoh Kec. Sukaresmi.
Setelah KH Rd. Didi Mahmudi wafat, seterusnya PP Fauzan Tonggoh diasuh oleh
Nyimas St. Fatimah dan putra-putranya.
Pada bulan Oktober 2008,
penyusun datang ke Fauzan Tonggoh dan bersilaturami kepada Nyimas St. Fatimah.
Dari KH Rd. Didi Mahmudi, Nyimas St. Fatimah melahirkan 8 orang putra.,
diantaranya :
( 1 ). Rd. Ahmad
( 2 ). Rd.Mu’man
(
3 ). Rd. H.Jajam Jamhari
Setelah Ny. Rd. Onoh Rohanah wafat, KH
Acmad Mahali menikah lagi dengan saudara sepupunya Ny. Hj. Rd. St. Rokayah
putra KH Rd. Abdurahman, dan dikarunia putra, diantaranya :
1 ). Rd. Moh.Zakaria
2 ). Rd. Moh. Sobari
3 ). Rd. Moh. Yahya
5. KH. Rd. Jalaludin Sayuti
KH Rd. Jalaludin Sayuti menikah
dengan Ny. Rd.oneng putra Rd. .Moh. Anwar,dan dikaruna 9 orang putra,
diantaranya :
1 ). Kyai Rd. Masduki
2 ). Rd. Mas Toha ( Canjur)
3 ). KH Rd.Junaedi ( Cibuyut Lewo )
4 ). Rd. Abdullah ( Cianjur )
6. KH Rd. Gojali
KH
Rd. Gojali menikah dengan Ny. Rd. Nafisah dan dikaruniai 5 orang putra,
dantaranya :
·
Rd. Muh. Husen
V2. KH Rd. Abdurahman ( Pak
Onggoh/ Mama Kulon )
KH Rd. Abdurahman, menjadi sesepuh di
Pesantren Cikelepu Kulon, oleh karenanya terkenal dengan sebutan Mama
Kulon. KH Rd. Abdurahman beristrikan Nyi Rd. Siti Mir’at ( terkenal
dengan sebutan Nyai Menak/Nyai Kulon) putra bungsu Kyai Rd. Nur Muhammad
( Cikelepu Limbangan ).
Dari 13 orang putra KH Rd. Abdurahman, 4 diantaranya adalah :
1. Kyai seperti KH Rd. Moh.Sobar ( Pasantren Cibiuk Tengah
)
2. Rd.H .Muh. Bakri ( wafat di Mekah )
3. Ny.Rd. St.Rafi’ah
Isteri KH Rd.
Sarbini putra KH. Rd. Zarkasih Hasan Maolani (Mama Wetan ).
4. KH Rd. Ahmad Masduki
Suami Ny. Rd. Euis
Umu Kulsum putra KH. Rd. Zarkasih Hasan Maolani (Mama Wetan ). Dari Ny. Rd.Euis
Umu Kulsum , KH Rd.Ahmad Masduki dikaruniai 8 orang putra, diantaranya :
1 ). Rd. Umar Hasanudin
2 ). Ny.Hj. Rd.St. Syarifah Syu’batul Alam
3 ). Rd. Abdurrahman Masduki dll
5. KH Rd. Muh. Mubarak
Suami Ny. Rd. St.
Hulaedah putra KH. Rd. Mahfudz ( Mama Wates ). Dari Ny. Rd. St.Hulaedah
putra KH Rd. Mahfudz, KH Rd. Mu. Mubarak, dikaruniai 10 orang putra,
diantaranya , yaitu :
1 ). H. Rd. Tete Ruhiyat
2 ). KH Rd. Atung Aonillah
3 ). Rd. Endin Abdul Kodir dll.
6. KH Rd. Ahmad Qusyaeri
Menikah dengan
Ny.Rd. St.Aidah putra KH.Muh.Amin ( Mama Panguyangan Cihanyir ).
Putra-putranya antara lain :
1 ). Rd.Cecep
2 ). Rd.Nandang
7. KH Rd. Muh. Thoha (Selaawi ).
8. Ny. Rd. Siti Rahmah
Menikah dengan
saudara sepupunya KH Rd. A.Rosyad Ghazali putra Rd. Moh. Syarif ( Lihat di
bawah ).
V3. KH Rd. Moh.Abdul Rojak
Mempunyai 3 orang putra, yatu :
1. Rd.Mansur
2. Rd.Cecep (Cjeler )
3. Rd.Kodir.
V4.KH Rd. Moh. Syarif
KH Rd. Moh. Syarif adalah saudara seayah lain ibu dengan KH Rd. Moh.
Abdul Rojak. Beliau menjadi sesepuh PP Serang Cibiuk dan menurunkan 6 orang
putra, dua diantaranya adalah
1. KH. Rd. A. Rosyad Ghazali ( Mas Amuni )
KH Rd. A. Rosyad Ghazali yang menikah dengan saudara sepupunya (Nyi Rd. St.
Rahmah putra KH Rd. Abdurahman ) berputra 4 orang, dua diantaranya yatu :
1 ). KH Rd. Totoh
Abdul Fatah Ghazali
Sosok KH Rd. Totoh Abdul Fatah
Ghazali tidak asing bagi masyarakat Bandung khususnya, umumnya masyarakat umat
Islam di tatar Sunda. Beliau adalah salah seorang mubaligh terkenal dari kota
Bandung teureuh Cibiuk/ Limbangan.
2 ). KH Rd. Bobon
Anwar Ghazali dll
2. KH Rd. Abdul Gani ( Mas Gani ).
KH Rd. Abdul Ghani ( Mas Gani ) menikah dengan Nyi Rd. Siti Janah putra
Rd. Abdul Hanan ( Kaum Wanaraja ). Mertua isteri KH Rd. Abdul Gani (Ny.
Rd.Diyut Marliyah ) adalah putra Kyai Rd.Moh.Jamhari ( Eyang Cimalaka). ( Lihat
Bagian 5 )
Dari Nyi Rd.Siti Janah, KRd. Abdul Gani
mempunyai 7 orang putra, diantaranya adalah :
1 ). Rd. H.
Basah
2 ). Rd.
Ahmad dll
Rd. H. Basah dan saudaranya meneruskan dalam pengelolaan
Pondok Pesantren Serang Cibiuk.
Penyusun mengenal Rd. Ahmad putra KH
Rd.Abdul Gani, ketika penyusun masih sekolah di SMAN Garut ( antara 1964
– 1967 ). Rd. Ahmad dahulu juga sering bersilaturahmi kepada ayah penulis ( KH
Rd. Ma’mun Abdul Gani ), karena kebetulan kakak beliau ( Ny Rd. Nunung yang
saat itu sebagai guru SMP Negeri di Garut ) adalah tetangga dekat kami di
belakang Kaum Wanaraja.
Ketika dalam perjalanan “
nyukcruk lembur mapay padesan “, beberapa bulan yang lalu, penyusun sempat
bersilaturahmi dengan Rd. H. Basah dan Rd. Ahmad beliau di Serang
Cibiuk. Dari beliau penyusun mendapat selintas riwayat atau
sejarah dari Kyai Rd. Jafar Sidik ( Eyang Embah Wali Cibiuk ), Kyai
Rd. Ashim, Kyai Rd. Aonillah dan sesepuh tempo dulu Limbangan termasuk
Kyai Rd.Moh. Jamhari ( Eyang Cimalaka Wanaraja ) cucu Kyai Rd. Salinggih.
Seuweu siwi Kyai Rd. Aonillah ( Mama Serang ) dapat dilihat dalam Buku Rundayan
Silsilah Bagian 8.
J.
PRABU BRAJADILEWA
Berdasarkan naskah dari Malangbong, bahwa Prabu Brajadilewa adalah saudaranya
Prabu Hande Limansenjaya ( Galeuh Pakuan Limbangan ). Prabu Brajadilewa
atau Sunan Brajasakti makamnya ada di daerah Cimuncang Kec. Malangbong.
Pabu Brajadilewa atau Sunan Brajasakti mempunyai putra Syekh Wali
Janullah atau Sunan Sakti Barang ( makamnya di Lebakwangi Cimuncang
Malangbong ). Beliau dikaruniai 2 orang putra,yaitu :
a. Ny.Rd. Aminah
Dari suaminya ( ? ), Nyi Rd. Aminah menurunkan seorang
putra, yang benama : Kyai Rd. Muqri.
Keturunan Kyai Rd.Muqri adalah Ny. Rd. St. Aisyah yang
nantinya menjadi menantu Syekh Komarudin ( asal Mataram ).
Ny. Rd. St. Aisyah dengan Kyai Rd. Muh. Syarif putra
Syekh Komarudin melahirkan 3 orang putra, yatu :
1. Kyai Rd. Muh. Sarbini
Mempunyai 2 putra, yatu :
1 ). Kyai Rd. Moh. Ismail
2 ). Kyai Rd.Moh.Imam
2. Kyai Rd. Muh.Nawari
Beliau adalah istri Ny. Rd. Murgani
putra Rd. Muh. Soleh (Panghulu Malangbong . Salah satu keturunannya adalah :
·
KH Rd. Kadar Solihat
Beliau adalah sesepuh di daerah di
Cimuncang Kutanagara Malangbong dan beliau adalah mantan anggota DPRD
Kab. Garut
3. Kyai Rd. Muh. Syafe’i
Beliau adalah istri Ny. Rd. Muqoronah
putra Rd. Muh. Soleh (Panghulu Malangbong ). Salah satu keturunannya adalah :
·
KH Rd. Muchlas
Beliau adalah sesepuh di Cirangkong ( Citeras Malangbong ).
Sekarang beliau sebagai Kepala MTs. Al Hidayah Kp. Citeras Kec. Malangbong
dan Ketua Majelis Ulama Kec.Malangbong. Beliau adalah sahabat penulis, sejak
tahun 1966.
Lihat uraianya di belakang ( Rd.Surayuda
).
b. Ny. Rd.Ayu Mangkubumi
Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, bahwa
Ny. Rd.Ayu Mangkubumi putra Sunan Sakti Barang adalah istri Dalem Wirabangsa
putra Dalem Tumenggung Jiwamerta ( Sunan Demang – Limbangan ). Seuweu
siwinya akan dijelaskan di bawah.
Langganan:
Postingan (Atom)